You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Kananta
Desa Kananta

Kec. Soromandi, Kab. Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat

Selamat Datang di Website Desa Kananta Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima "KANANTA DINAMIS" KASAMA WEKI KASABUA ADE, KABUA DANA RO RASA -WATISINDAI COU WALINDI MBEIMU,WATISI TAMPU'UMU AKE BUNE AIKU AMPO MU RAKA-

WADU PA'A

Administrator 21 November 2023 Dibaca 38 Kali
WADU PA'A

Sumber berita mengenai Situs Wadu Pa’a pertama kali ditemukan dalam artikel yang dimuat dalam Hindoejavaansche overblijfselen op Soembawa, Tijsch. van het Kon. Ned. Aadrijkskundig Genootschap tahun 1938, 2e s. LV: 90-100. Dalam artikel tersebut diberitakan Rouffaer mengunjungi Situs Wadu Pa’a tahun 1910. Dalam kunjungannya tersebut, Rouffaer menemukan sebuah lingga, sedangkan lingga-lingga lainnya diberitakan telah dibawa oleh Controleur Belanda (Naerssen, 1938:93-95; Loir, 1982: 25). Selanjutnya seorangnya penjelajah berkebangsaan Portugis Tome Pires dalam perjalanannya ke Bima tahun 1513 membuat catatan tentang Bima dalam bukunya Suma Oriental. Dalam catatannya itu dia menyebutkan bahwa Bima telah menjadi pusat lalu lintas yang padat di laut selatan. Dalam catatannya itu juga disebutkan bahwa kerajaan Bima merupakan kerajaan kaya, dan memupunyai komoditi ekspor berupa rempah-rempah, beras, ikan dan kain tenun yang diperdagangkan di Malaka. Ketika itu orang-orang Bima belum beragama, dan masih menganut agama nenek moyang (Hamzah, 2004: XXV). Hal ini disanggah oleh Ambary dkk, karena seharusnya daerah ini sudah berkembang Agama Hindu dan Budha, Hal ini berkaitan dengan tinggalan relief bercorak Hindu dan Budha di teluk Wadu Pa’a (Ambary, 1985: 2).

Secara administratif Situs Wadu Pa’a berada di wilayah Dusun Sowa, Desa Kananta, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis Situs Wadu Pa’a terletak pada dinding kaki Doro Lembo, di tepi barat mulut Teluk Bima pada sebuah teluk kecil yaitu teluk Wadu Pa’a.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia potensi berarti kekuatan, kesanggupan, daya, dan kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Dalam hal ini adalah  bidang kebudayaan, baik itu tangibel ataupun intangible. Wilayah sekitar situs Wadu Pa’a memiliki beberapa potensi yang menjanjikan jika dikembangankan menjadi kawasan destinasi wisata minat khusus. Tetapi hal ini perlu dilakukan dengan membuat pembenahan terlebih dahulu. Terutama mengenai sarana dan prasarana termasuk juga kebijakan-kebijakan pemerintah daerah. Potensi yang dimiliki daerah sekitar Situs Wadu Pa’a meliputi potensi alam, potensi sosial budaya, dan potensi arkeologi.

  • Alam

Kabupaten Bima memiliki potensi alam yang luar biasa dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan letak yang strategis, berada diantara kawasan pariwisata Bali dan Pulau Lombok di bagian barat serta Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur). Kondisi ini juga diperkuat dengan adanya situs-situs cagar budaya yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi tujuan pariwisata unggulan yang nantinya akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bima.

Salah satu potensi situs cagar budaya di Kabupaten Bima dengan keindahan alamnya adalah Situs Wadu Pa’a. Situs ini adalah situs peninggalan masa klasik yang diperkirakan sejaman dengan masa pemerintahan Kerajaan Majapahit. Keberadaan Situs Wadu Pa’a dengan keindahan alam lautnya dapat kiranya  dikembangkan menjadi sebuah tempat wisata unggulan di Kabupaten Bima.

Sesuai dengan paradigma pelestarian cagar budaya yang berkembang dewasa ini, dimana tujuan dari pelestarian cagar budaya adalah untuk kesejahteraan masyarakat, Situs Wadu Pa’a ini juga dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai obyek wisata dengan didukung keindahan alam laut yang ada disekitarnya. Banyak program-program paket wisata yang dapat dikemas, dengan mensinergikan Situs Wadu Pa’a dan tempat-tempat wisata lainnya yang ada di Kabupaten Bima.

  • Arkeologi dan Budaya

Wadu Pa’a adalah nama yang diberikan oleh masyarakat Bima untuk daerah ini, dalam bahasa Indonesia Wadu Pa’a = batu pahat. Hal ini berkaitan dengan relief yang dipahatkan di tebing batu tersebut.  Oleh karena temuan arkeologis berupa pahatan/relief ditemukan pada dua lokasi, maka kedua lokasi temuan tersebut diberi kode sektor yaitu sektor II yang terletak disebelah utara (didekat mulut teluk Wadu Pa’a) dan sektor I yang terletak di ujung teluk Wadu Pa’a.

Sumber : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/sumber-daya-kawasan-situs-wadu-paa/

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image